PENGORGANISASIAN
DAN IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN
Oleh Muhammad
Fudholi, M.Pd.I
A. Pengantar
Perkembangan
ilmu dan teknologi dewasa ini turut mempercepat laju perkembangan ekonomi dan
industri, yang mempunyai implikasi penting terhadap dunia pendidikan. Salah
satu dampak pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang paling nyata dirasakan
yaitu menyangkut lapangan kerja, baik dilihat dari kebutuhan masyarakat maupun
kemampuan dalam menyiapkan atau menyediakan tenaga kerja.
B. Definisi “Organisasi”
Kata
‘manajemen’ sudah begitu sering kita dengar. Manajemen erat kaitannya dengan
konsep organisasi. Sehubungan dengan hal tersebut maka ada baiknya kita
memahami dulu pengertian organisasi. Organisasi adalah a group of people
working together in a structured and coordinated fashion to achieve a set of
goals. (Saefullah, 2006: 5)
Sedangkan
menurut Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama, organisasi
diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya, sebuah
perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan – badan pemerintahan. Kedua,
merujuk pada proses pengorganisasian
yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para
anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang
dengan system kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam system kerja
sama secara jelas diatur siapa menjalankan apa, siapa bertanggung jawab atas siapa, arus
komonikasi, dan memfokuskan sumber daya pada tujuan. Karakteristik system kerja
sama dapat dilihat antara lain:
a.
Ada komunikasi antara orang yang bekerja sama.
b.
Individu dalam organisasi tersebut mempunyai kemampuan
untuk bekerja sama.
c.
Kerja sama itu ditujukan untuk mencapai tujuan.
Menurut
Chester l. Barnard organisasi mengandung tiga elemen, yaitu, Pertama,
kemampuan untuk bakerja sama. Kedua, tujuan yang ingin dicapai. Tiga,
komunikasi.
Pengorganisasian
sebagai proses membagi kerja kedalam tugas - tugas yang lebih kecil,
membebankan tugas - tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan
mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas
pencapaian tujuan organisasi. (Fattah, 2003 : 71).
Disamping itu
organisasi dapat pula didefinisikan sebagai suatu himpunan interaksi manusia
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang terikat dalam sesuatu
ketentuan yang telah disetujui bersama. Dari kacamata administrasi dan
manajemen, dalam setiap organisasi selalu ada seseorang atau beberapa orang
yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan sejumlah orang yang bekerja sama
tadi dengan segala aktivitas dan fasilitasnya. Dalam banyak hal orang yang bertanggung
jawab tadi juga mengkoordinasikan aneka ragam kegiatan sekumpulan orang yang
lazimnya mempunyai kepentingan yang berbeda. Ketentuan – ketentuan yang
seharusnya disetujui bersama, sering tidak diketahui oleh semuanya dan malah mugkin terpaksa disetujui.
Hal yang terakhir ini sekarang jelas
terlihat dalam organisasi yang besar, seperti Departemen dilingkungan
pemerintahan, perusahaan Negara pemerintah daerah dan sebagainya. Dengan
perkataan lain pengertian organisasi menjadi makin kompleks, strukturnya
menjadi rumit, dan tingkat formalitasnya menjadi makin besar. Semua itu pada
akhirnya akan sangat mempengaruhi setiap
orang yang bekerjasama dalam organisasi. (Indrawijaya, 1986: 4) .
C. Proses Pengorganisasian
Ernest Dale
memberikan pengorganisasian sebagai sebuah proses yang berlangkah jamak .
Proses pengorganisasian itu digambarkan sebagai berikut:
Proses Pengorganisasian
1.
Perencanaan Pekerjaan
2.
Pembagian Kerja
3.
Penyatuan Pekerjaan
4.
Koordinasi Pekerjaan
5.
Monitoring dan Reorganisa
Tahap
pertama, yang harus dilakukan dalam merinci pekerjaan adalah menentukan
tugas - tugas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tahap
kedua, membagi seluruh beban kerja  :menjadi kegiatan – kegiatan yang dapat
dilaksanakan oleh perseorangan atau perkelompok. Disini perlu diperhatikan bahwa orang- orang yang akan diserahi
tugas harus didasarkan pada kualifikasi,
tidak dibebani terlalu berat dan juga
tidak terlalu ringan. Tahap ketiga, menggabungkan pekerjaan para anggota
dengan cara rasional, efisien. Pengelompokan tugas saling berkaitan, jika
organisasi sudah membesar dan atau kompleks. Penyatuan kerja ini biasanya
disebut departentalisasi. Tahap keempat, menetapkan mekanisme kerja
untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam satu kesatuan yang harmonis. Pada saat
setiap orang dan setiap bagian
melaksanakan pekerjaan / aktivitas, kemungkinan timbul konflik di antara
anggota, dan mekanisme pengkoordinasian memungkinkan setiap anggota organisasi
untuk tetap bekerja efektif. Tahap kelima, melakukan monitoring dan
mengambil langkah – langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan
efektivitas. Karena pengorganisasian merupakan suatu proses yang berkelanjutan,
di perlukan penilaian ulang terhadap keempat langkah sebelumnya secara
terprogram / berkala, untuk menjamin konsistensi, efektif, dan efisien dalam
memenuhi kebutuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar