Sabtu, 10 November 2012

Wacana


PENGORGANISASIAN DAN IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN

Oleh Muhammad Fudholi, M.Pd.I

A. Pengantar


Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini turut mempercepat laju perkembangan ekonomi dan industri, yang mempunyai implikasi penting terhadap dunia pendidikan. Salah satu dampak pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang paling nyata dirasakan yaitu menyangkut lapangan kerja, baik dilihat dari kebutuhan masyarakat maupun kemampuan dalam menyiapkan atau menyediakan tenaga kerja.


B. Definisi “Organisasi”

Kata ‘manajemen’ sudah begitu sering kita dengar. Manajemen erat kaitannya dengan konsep organisasi. Sehubungan dengan hal tersebut maka ada baiknya kita memahami dulu pengertian organisasi. Organisasi adalah a group of people working together in a structured and coordinated fashion to achieve a set of goals. (Saefullah, 2006: 5)
Sedangkan menurut Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama, organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya, sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan – badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian  yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan system kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam system kerja sama  secara jelas diatur  siapa menjalankan apa,  siapa bertanggung jawab atas siapa, arus komonikasi, dan memfokuskan sumber daya pada tujuan. Karakteristik system kerja sama dapat dilihat antara lain:
a.       Ada komunikasi antara orang yang bekerja sama.
b.      Individu dalam organisasi tersebut mempunyai kemampuan untuk bekerja sama.
c.       Kerja sama itu ditujukan untuk mencapai tujuan.

Menurut Chester l. Barnard organisasi mengandung tiga elemen, yaitu, Pertama, kemampuan untuk bakerja sama. Kedua, tujuan yang ingin dicapai. Tiga, komunikasi.
Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja kedalam tugas - tugas yang lebih kecil, membebankan tugas - tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi. (Fattah, 2003 : 71).
Disamping itu organisasi dapat pula didefinisikan sebagai suatu himpunan interaksi manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang terikat dalam sesuatu ketentuan yang telah disetujui bersama. Dari kacamata administrasi dan manajemen, dalam setiap organisasi selalu ada seseorang atau beberapa orang yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan sejumlah orang yang bekerja sama tadi dengan segala aktivitas dan fasilitasnya. Dalam banyak hal orang yang bertanggung jawab tadi juga mengkoordinasikan aneka ragam kegiatan sekumpulan orang yang lazimnya mempunyai kepentingan yang berbeda. Ketentuan – ketentuan yang seharusnya disetujui bersama, sering tidak diketahui  oleh semuanya dan malah mugkin terpaksa disetujui. Hal yang terakhir ini  sekarang jelas terlihat dalam organisasi yang besar, seperti Departemen dilingkungan pemerintahan, perusahaan Negara pemerintah daerah dan sebagainya. Dengan perkataan lain pengertian organisasi menjadi makin kompleks, strukturnya menjadi rumit, dan tingkat formalitasnya menjadi makin besar. Semua itu pada akhirnya  akan sangat mempengaruhi setiap orang yang bekerjasama dalam organisasi. (Indrawijaya, 1986: 4) .


C. Proses Pengorganisasian

Ernest Dale memberikan pengorganisasian sebagai sebuah proses yang berlangkah jamak . Proses pengorganisasian itu digambarkan sebagai berikut:
Proses Pengorganisasian
                                   
1.      Perencanaan Pekerjaan

2.      Pembagian Kerja

3.      Penyatuan Pekerjaan

4.      Koordinasi Pekerjaan

5.      Monitoring dan Reorganisa

Tahap pertama, yang harus dilakukan dalam merinci pekerjaan adalah menentukan tugas - tugas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tahap kedua, membagi seluruh beban kerja  :menjadi kegiatan – kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perseorangan atau perkelompok. Disini perlu diperhatikan  bahwa orang- orang yang akan diserahi tugas  harus didasarkan pada kualifikasi, tidak dibebani terlalu berat  dan juga tidak terlalu ringan. Tahap ketiga, menggabungkan pekerjaan para anggota dengan cara rasional, efisien. Pengelompokan tugas saling berkaitan, jika organisasi sudah membesar dan atau kompleks. Penyatuan kerja ini biasanya disebut departentalisasi. Tahap keempat, menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam satu kesatuan yang harmonis. Pada saat setiap orang dan setiap bagian  melaksanakan pekerjaan / aktivitas, kemungkinan timbul konflik di antara anggota, dan mekanisme pengkoordinasian memungkinkan setiap anggota organisasi untuk tetap bekerja efektif. Tahap kelima, melakukan monitoring dan mengambil langkah – langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas. Karena pengorganisasian merupakan suatu proses yang berkelanjutan, di perlukan penilaian ulang terhadap keempat langkah sebelumnya secara terprogram / berkala, untuk menjamin konsistensi, efektif, dan efisien dalam memenuhi kebutuhan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar